SATU
Karena
melupakanmu itu satu hal yang tidak mungkin, maka aku memberanikan diri ‘tuk mengabadikanmu melalui tulisan. Sejauh kamu pergi, tulisankulah satu-satunya rumah
‘tuk pulang. Nyatanya kamu enggan membaca, sampai-sampai tidak
berniat ‘tuk pulang. Aku kembali gagal. Haruskah aku berhenti menulis? Lalu, dengan cara seperti apa lagi ‘tuk mengenangmu?
27 Juli 2018,
Wanita Puitis
Komentar
Posting Komentar